FAKTA GRUP– Pengurus DPW Madas Nusantara Kalimantan Barat menyerahkan Piagam Penghargaan kepada H. Syarif Amin Muhammad di kediamannya komplek. Ari Karya Indah II, No. 1A, Pal Sembilan, Sungai Kakap, Kubu Raya 26 Desember 2024.
Ketua DPW Madas Nusantara Kalimantan Barat H. Ahmad Bustomi mengungkapkan bahwa piagam penghargaan Madas Nusantara ini dianugerahi oleh DPP Madas Nusantara, yang diwakilkan kepada DPW Madas Nusantara Kalimantan Barat untuk menyerahkannya kepada H. Syarif Amin Muhammad sebagai tokoh Madura Kalbar yang sudah berkenan menjadi Ketua Dewan Penasehat DPW Madas Nusantara Kalimantan Barat.
“Semoga dengan hadirnya beliau sebagai Penasehat di DPW Madas Nusantara Kalimantan Barat nantinya dapat memberikan arahan dan bimbingan kepada semua pengurus DPW Madas Nusantara Kalimantan Barat bagaimana kedepan Madas Nusantara ini bisa bersinergi dengan Pemerintah, Ormas dan Paguyuban lainnya yang ada di kalimantan barat.”ungkap
Bustomi.
Diwaktu yang sama, H. Syarif Amin Muhammad (Habib Amin) mengucapkan terimakasih kepada DPP Madas Nusantara yang telah menganugerahinya piagam penghargaan ini sekaligus mempercayainya menjadi Ketua Dewan Penasehat DPW Madas Nusantara Kalimantan Barat.
“Saya berharap kedepan DPW Madas Nusantara Kalimantan Barat menjadi ormas yang bisa mempersatukan para tokoh madura, baik tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemudanya, sehingga program-program yang dibuat kedepan betul-betul dapat dirasakan oleh masyarakat madura dan masyarakat kalimantan barat pada umumnya,” jelas Habib anggota DPRD Kalbar ini.
Di akhir acara Muhammad Ali Rido Sekwil Madas Nusantara Kalimantan Barat menyampaikan bahwa Slogan Madas Nusantara adalah “Salam Sataretanan” (Salam Persaudaraan) sedangkan Motto Madas Nusantara adalah “Bina, Lindung, Sejahtera”.
Oleh karena itu, katanya Madas Nusantara Kalimantan Barat akan selalu menjunjung rasa persaudaraan terhadap semua baik internal madura ataupun eksternal madura sesuai slogan tersebut, dan selalu berpatokan “Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”.
“Dan falsafah Madura “Bhuppak, Bheubuk, Ghuruh, Ratoh” atau dalam bahasa Indonesia yakni bapak, ibu, guru dan raja. Peribahasa ini menggambarkan tingkat penghormatan orang Madura terhadap orang-orang dan lingkungannya di mana mereka berada,” tutupnya.