Angka Kelahiran Anjlok, Korsel Beri Uang ke Warganya Yang Mau Kencan Hingga Menikah

Ilustrasi ngorok saat tidur/Foto: Pixabay

FAKTA GRUP – Untuk mengantisipasi menurunnya angka kelahiran pemerintah Korea Selatan (Korsel) mendorong warganya melakukan kencan dan pernikahan dengan jaminan insentif uang tunai.

Saha-gu, sebuah distrik di Busan, meluncurkan sebuah program pada bulan Oktober yang menawarkan insentif tunai kepada para lajang untuk mendorong kencan dan pernikahan.

Baca Juga: Berikut Ini Tips Menghilangkan Ngorok saat Tidur

Seperti banyak daerah di negara tersebut, Busan menghadapi tantangan karena angka kelahiran yang rendah dan populasi yang menua, yang mengancam stabilitas demografi dan masa depan ekonominya.

Dengan menawarkan dukungan finansial, Saha-gu bertujuan untuk mengurangi tekanan ekonomi yang mungkin dihadapi para lajang ketika mempertimbangkan pernikahan, seperti biaya kencan atau biaya pernikahan.

Acara yang dijadwalkan pada bulan Oktober ini menargetkan para lajang berusia antara 23 dan 43 tahun, yang tinggal dan bekerja di distrik tersebut.

Jika seorang pria dan wanita memutuskan untuk memulai hubungan romantis selama acara tersebut, satu juta won akan diberikan kepada mereka.

Jika pasangan tersebut melanjutkan dengan ‘sang-gyeon-rye’ (pertemuan anggota keluarga), yang biasanya diatur sebelum pernikahan, mereka akan diberikan tambahan dua juta won.

Jika mereka akhirnya menikah, mereka akan menerima tambahan 20 juta won sebagai hadiah ucapan selamat.

Selain insentif tunai, kantor distrik akan menawarkan dukungan perumahan hingga lima tahun bagi pasangan yang sudah menikah. Jumlah total dana berkisar antara 53 juta dan 71 juta won per pasangan.

Pelamar akan menjalani proses peninjauan berdasarkan aplikasi mereka, diikuti dengan wawancara sebelum dipilih untuk acara tersebut.

“Proyek ini dirancang untuk mengatasi krisis demografi di tengah rendahnya angka kelahiran Korea Selatan dengan membentuk komunitas lokal multikultural di masa depan,” kata Kepala Distrik Saha-gu Lee Gap-jun.

Seorang pria dari Dangjin, Provinsi Chungcheongnam-do, dan seorang wanita dari Distrik Gwangak-gu, Seoul, bertemu untuk pertama kalinya pada tanggal 9 Agustus dan jatuh cinta.

Mereka bertemu satu sama lain melalui sebuah program yang disebut “Saya Jeolo” yang dijalankan oleh Yayasan Buddha Korea untuk Kesejahteraan Sosial. Jeol berarti “kuil” dalam bahasa Korea.

Program ini dinamai berdasarkan acara realitas kencan “Saya Solo.” Program ini menggabungkan kunjungan ke kuil dengan kencan buta. Program ini menawarkan kesempatan untuk bertemu antara pria dan wanita lajang berusia 20-an dan 30-an.

Peserta menginap selama satu malam dan dua hari di kuil, mengikuti berbagai program untuk saling mengenal, dan mungkin menemukan pasangan.

Tahun ini, edisi kelima diadakan dari tanggal 9-10 Agustus, dengan total 1.510 orang mendaftar, menandai rekor rasio kompetisi tertinggi yaitu 70:1.

Kota Busan juga secara aktif mendukung hubungan romantis antara kaum muda. Distrik Saha-gu akan mengadakan acara yang disebut “Hari Pertemuan Pria dan Wanita Asing dan Lokal yang Belum Menikah” pada bulan Oktober ini.

Acara ini akan menyaring aplikasi, memilih peserta, dan mengatur kencan buta di antara mereka.

Pemerintah bahkan akan memberikan uang bagi mereka yang telah menikah dan menemukan rumah dengan sistem jeonse (uang jaminan sekaligus sebagai uang sewa), mereka dapat menerima uang jaminan sebesar 30 juta KRW.

Baca Juga: Puluhan Anggota Polisi Sisir Ranjau Paku di Sepanjang Jalan yang Dilewati Paus Fransiskus

Pasangan yang tinggal di rumah dengan sistem wolse, atau uang sewa bulanan, dapat menerima tambahan uang jaminan bulanan sebesar 800.000 KRW hingga lima tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *