Kalbar  

Tahun 2023, 26 Desa di Sanggau Dinobatkan Desa Mandiri

Sektretaris DPM Pemdes Sanggau, Eddy Santana

FAKTA PAPUA – Usaha Pemerintah daerah Kabupaten Sanggau melakukan pembinaan terhadap desa, perlahan mulai terlihat keberhasilannya. Salah satu indikasi untuk menganalisa keberhasilan itu adalah lahirnya Desa mandiri. Berdasarkan data Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, pada tahun 2023, tercatat 26 desa di Sanggau masuk klasifikasi mandiri.

“Tanda penghargaannya baru kami terima dari DPMP Provinsi Kalimantan Barat. Jadi baru bisa kita bagikan pada kesempatan peringatan Upacara HUT ke-79 Kemerdekaan RI kemarin,” kata Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPM Pemdes) Eddy Santana kepada wartawan, Minggu 18 Agustus 2024.

Baca Juga: Anggota KKB Anak Buah Egianus Kogoya Berhasil Ditangkap Satgas Damai Cartenz

Menurut Eddy, syarat desa mandiri tidaklah mudah. Penilaiannya pun bukan dilakukan oleh tim independen. Minimal, desa mandiri mempunyai ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar yang mencukupi, infrastruktur yang memadai, aksesibilitas, ttransportasi yang tidak sulit, pelayanan umum yang bagus, serta penyelenggaraan pemerintahan yang sudah sangat baik

“Yang dikatakan Desa mandiri itu wajib memiliki nilai Indeks Pembangunan Desa (IPD) lebih dari 75. Itu syarat minimalnya, ungkap dia.

Kemudian, Indeks kedua adalah Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Indeks Desa Membangun (IDM) yang diterbitkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes, PDTT).

“Baik IPD maupun IDM, keduanya dibentuk berdasarkan amanat UU Desa, tepatnya pada pasal 74 tentang Kebutuhan Pembangunan Desa dan pasal 78 tentang Tujuan Pembangunan Desa,” jelasnya.

Eddy menututkan, ada beberapa aspek yang perlu dipenuhi dalam pembangunan desa antara lain, kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan. Kemudian, pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar. Selanjutnya, lingkungan; dan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa.

“Aspek-aspek ini harus terpenuhi dulu, baru bisa diklasifikasi apakah desa tersebut masuk mandiri atau tidak,”pungkasnya.

Eddy berharap, kedepan akan semakin banyak desa mandiri yang lahir di Sanggau karena ujung tombak kesejahteraan bulan di pusat kota tapi di desa-desa.

Baca Juga: Dugaan Pencatutan Dukungan untuk Pilkada, Seorang Warga Jakarta Lapor Polisi

“Kalau di desanya sudah maju dan rakyatnya sejahtera maka di kota juga pasti maju dan sejahtera,’ pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *